Rabu, 12 November 2014

Seminar Kewirausahaan dan Rapat Koordinasi nasional DPP POPMASEPI di Universitas Trunojoyo, Madura

DOWNLOAD PROPOSAL DISINI
Kewirausahaan, dalam konteks apapun selalu berdampingan erat dengan karakter entrepreneurship. Pengembangan usaha yang mandiri membutuhkan jiwa dan semangat entrepreneurship yang juga mumpuni. Entrepreneurship adalah sebuah karakter kombinatif yang merupakan fusi antara sikap kompetitif, visioner, kejujuran, pelayanan, pemberdayaan, pantang menyerah, dan kemandirian. Karakter ini bersatu dan menjadi kebutuhan langsung dalam proses wirausaha. Secara sederhana, entrepreneurship memiliki ciri-ciri swadaya usaha serta mengandung komponen manajemen pemasaran, produksi, dan finansial. Kewirausahaan atau “entrepreneurship”, sering diartikan sebagai “the backbone of economy”, atau syaraf pusat perekonomian atau pengendali perekonomian suatu bangsa. Hal ini karena fakta menunjukkan bahwa sebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan suatu negara adalah para wirausahawan.
Seorang entrepreneur / wirausahawan yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan serta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh entrepreneur sebagai sarana mencapai tujuan. Adapun pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir. Sebagai generasi bangsa, mahasiswa dituntut untuk memperkaya pengetahuan tentang dunia wirausaha untuk ikut serta menumbuhkankembangkan dunia wirausaha khususnya di Indonesia.
Selain itu sebagai bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat ini sebenanya bukan hanya terbatas pada mahasiswa dengan masyarakat tetapi juga lingkungan sekitar secara luas, merupakan bagian dari pengabdian kita sebagai mahasiswa. Peran mahasiswa dapat menjadi nilai plus apabila dia mampu menciptakan sebuah inovasi terbaru sesuai dengan keilmuannya untuk memberikan kontribusi nyata dalam krisis ekologi ini. Permasalahan ekologi yang paling besar dan mendapatkan perhatian dunia adalah masalah global warming. Krisis ekologi ini ternyata mengancam kehidupan kita di muka bumi ini. Perlahan-lahan tapi pasti air laut terus meningkat, hutan-hutan terus berkurang, dan suhu bumi yang tidak menentu. Real action untuk mengatasi hal ini mutlak diperlukan, berbagai macam disiplin ilmu pun memikirkan solusinya, karena permasalahan ini berdampak kepada semua sektor.
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa, salah satunya dengan berwirausaha dan ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan, maka melalui organisasi profesi Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (POPMASEPI) inilah berbagai mahasiswa dari berbagai instansi/perguruan tinggi bersama-sama menyelaraskan langkah demi membangun Indonesia yang cinta lingkungan dan Indonesia yang mendunia dengan kewirausahaannya.

NAMA KEGIATAN
PEKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL DAN RAPAT KORDINASI NASIONAL POPMASEPI
TEMA KEGIATAN
“MENINGKATKAN POTENSI USAHA BERBASIS PERTANIAN DAN PANGAN LOKAL  MENGHADAPI PERSAINGAN PASAR ASEAN DALAM ASEAN ECONOMIC COMMUNITY ”
TUJUAN KEGIATAN
            Acara ini dilaksanakan untuk :
a.       Melatih dan Menanamkan jiwa enterpreneur bagi mahasiswa.
b.      Memberikan wawasan keprofesian bagi mahasiswa Agribisnis & Sosial Ekonomi Pertanian agar turut serta dalam menciptakan dan mengembangkan bisnis kreatif berbasis produk lokal.
c.       Memberikan apresiasi bagi para pelaku usaha di kalangan mahasiswa.
d.      Menjalin silaturrahmi yang baik antar institusi anggota DPP POPMASEPI, dengan seluruh anggota POPMASEPI, MPA, dan alumni POPMASEPI.
e.       Penyelarasan dan evaluasi kinerja Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Dewan Pengurus Pusat (DPP)
f.       Mengenalkan potensi lokal daerah Madura.

BENTUK KEGIATAN
  1. Seminar Nasional
Diselenggarakan selama 1 hari pada tanggal 18 Desember 2014 bertempat di Auditorium Universitas Trunojoyo Madura. Tema Seminar Nasional, yaitu Potensi Usaha Berbasis Pertanian Dan Pangan Lokal Dalam Persaingan Pasar ASEAN ”. Kegiatan ini bertujuan  untuk mengedukasi masyarakat khusunya mahasiswa pertanian akan potensi usaha berbasis pertanian dan pangan lokal, juga mengenalkan bagaimana prospeknya di tengah pasar bebas ASEAN. Seminar Nasional ini akan diisi dengan pembicara sebagai berikut :
a.       Kementerian Koperasi dan UMKM
Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
b.      Perguruan Tinggi Yang Telah Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan
Dr. Ir. Slamet Subari, M.Si
c.       Pengusaha agribisnis
Mulyono
d.      Budayawan Indonesia
D. Zawawi Imron
  1. Thalk Show
Diselenggarakan pada tanggal 19 Desember 2014. Acara ini berbentuk sharing hearing antara alumni POMASEPI yang telah sukses dalam berwirausaha dengan peserta delegasi dari berbagai Universitas. Thalk show ini juga bertujuan untuk mengangkat semangat memulai dan merintis usaha bagi mahasiswa dan menciptakan pengusaha-pengusaha muda. Dengan memberikan contoh dari para alumni yang telah sukses dalam berwirausaha, kegiatan ini diharapkan dapat  memberikan motivasi lebih.

  1. Hari Kewirausahaan dan Lomba Produk Unggulan
Diselenggarakan pada tanggal 17 - 19 Desember 2014 berupa bazar produk inovatif dari daerah asal masing – masing peserta dan perlombaan kewirausahaan antar institusi dan setiap institusi mampu mempresentasikan produknya. Kegiatan ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh mahasiswa dan elemen terkait yang telah mencoba memulai usahanya, dan lomba produk unggulan ini juga tidak lain adalah sebagai sebuah evaluasi dan penilaian terhadap produk itu sendiri.

  1. RAKORNAS
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2014 yang merupakan bentuk musyawarah anggota POPMASEPI dalam pengkoordinasian program kerja tingkat nasional. Pada Rakornas kali ini akan membahas dan mengevaluasi kinerja Dewan Pengurus Wilayah I-VI dan Kinerja Dewan Pengurus Pusat. Selain itu kegiatan ini juga sebagai sarana penyelarasan program kerja antara DPP dan DPW.



  1. Fieldtrip
Diselenggarakan pada tanggal 20 Desember  2014 dengan tujuan menambah keakraban dan memperkenalkan wilayah Madura khususnya daerah Bangkalan. Adapun lokasi dan kegiatan yang akan dilaksanakna adalah dinner (makan malam) di bawah Jembatan Suramadu menggunakan Kapal Ferry

WAKTU, TEMPAT DAN SASARAN KEGIATAN
1. Penerimaan Peserta
Tanggal       : 17 Desember 2014
Tempat       : Gedung Asrama Universitas Trunojoyo Madura
Sasaran       : Peserta delegasi institusi anggota dan undangan
2. Seminar Nasional dan Workshop Entrepreneursip
Tanggal       : 18 Desember 2014
Tempat       : Auditorium UTM
Sasaran       : Peserta delegasi institusi anggota dan undangan
3. Hari Kewirausahaan dan Talk Show
Tanggal       : 18 - 19 Desember 2014
Tempat       : Simpang Lima Universitas Trunojoyo Madura
Sasaran       : Peserta delegasi institusi anggota dan undangan
6.      Rakornas
Tanggal       : 20 Desember 2014
Tempat        : Aula Gedung Graha Utama Lt. 10
Sasaran        : Seluruh peserta delegasi institusi anggota dan
 undangan
7.      Field trip
Tanggal       : 20 Desember 2014
Tempat        : Selat Madura di bawah Jembatan Suramadu
Sasaran        : Seluruh peserta delegasi institusi anggota dan
Undangan
DOWNLOAD PROPOSAL DISINI

Rabu, 15 Oktober 2014

Menuju Kedaulatan Pangan Sejati

  

Pembangunan pertanian Indonesia sudah salah kaprah, kesalahan besar itu karena pembangunan pertanian Indonesia lebih mengandalkan konsep ketahanan pangan, yang menempatkan pangan hanya sebagai komoditas perdagangan dan petani kecil sebagai objek yang berada di lapisan terbawah piramida struktur pertanian di Indonesia. Lapisan piramida teratas dihuni hanya oleh 0,2% penduduk, tersusun dari konglomerasi agribisnis, pertanian kapitalis, pengusaha benih dan pupuk, serta jaringan Industri pangan (Dwi Andreas Sentosa, Kompas, 26/3/2014). Konsep ketahanan pangan yang dicanangkan juga jauh dari cita-cita Bangsa yang berdaulat, karena ketahanan pangan yang digagas hanya terbangun dari sekedar cukupnya kebutuhan pangan bagi rakyat, sehingga pemenuhan kebutuhannya-pun masih dalam bayang-bayang asing dan hal tersebut menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang tergantung dan tersubordinasi oleh bangsa luar.
            Permasalahan ketahanan pangan ini juga sering terjadi karena proses impor pangan yang tidak sehat dengan dalih tidak mencukupinya hasil produksi dalam Negeri. Alih-alih memenuhi ketahanan pangan, imporpun seakan menjadi candu dan bersifat adiktif, bukan saja untuk produk pangan pokok tapi juga sampai produk pertanian lainnya. Lihat saja bagaimana produk pertanian lokal harus bersaing ekstra keras dengan produk impor di pasar swalayan sampai pasar tradisional.
Dalam undang-undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan-pun dijelaskan  mengenai arti dari ketersediaan pangan yang didefinisikan sebagai kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Poin tersebut seakan menjadi satu celah bagi terbukanya impor pangan, permasalahan bukan pada butuh atau tidak butuh, tetapi sampai saat ini data ketersediaan pangan pun masih simpang siur akan ke validitasannya. Karena bisa saja data tersebutlah yang dimainkan oleh para kartel untuk menjadi alasan dibukanya keran impor ditengah ketersediaan pangan dalam Negeri.
            Dengan kondisi yang ada tentunya kami tidak akan tinggal diam setelah diamnya pemerintah atas kedaulatan bangsa lewat pangan yang tercabik-cabik dibawah hegemoni kekuasaan para kartel dan bangsa asing. Kami juga tidak akan pernah diam ketika produk pangan lokal harus tersisih oleh produk pangan impor di negeri sendiri. Kami yang tergabung dalam perhimpunan organisasi professi mahasiswa sosial ekonomi pertanian Indonesia (POPMASEPI) akan selalu menjadi garda terdepan dalam membela petani dan pertanian Indonesia khususnya dalam hal kedaulatan pangan.
            Dalam perayaan peringatan hari pangan sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober tahun ini kami ingin mengajak kepada seluruh elemen masyarakat dan seluruh stakeholder yang bergerak di bidang pangan untuk ingat bahwa permasalahan pangan ini hanya bisa terselesaikan dengan dukungan penuh dari kita semua. Karena saat ini mungkin kita masih belum mampu mengubah kebijakan pemerintah terkait pangan dengan arah kebijakan yang salah kaprah. Tetapi,  mengutamakan mengkonsumsi pangan lokal, mengurangi konsumsi akan beras, penyeragaman konsumsi pangan pokok (Diversifikasi Pangan) dan  mengurangi konsumsi pangan pokok yang tidak bisa diproduksi dalam negeri seperti gandum dan produk olahannya bisa menjadi langkah kecil kita untuk merubah wajah kondisi pangan dalam Negeri kita dari ketahanan pangan menuju kedaulatan pangan sejati, karena kemerdekaan tanpa kedaulatan adalah semu.
Padang, 16 Oktober 2014
Kajian Strategis dan Advokasi
DPP POPMASEPI

Minggu, 29 Juni 2014

#Pray4Karawang

Berikut data data yang kami dapatkan dari SEPETAK (Serikat Petani Karawang)
bisa menjadi dasar kajian

Matriks Putusan Peradilan
Matriks

Kronologis Sengketa Lahan di Karawang
Kronologis

Kami Terbuang di Tanah Sendiri

#Pray4Karawang

Karawang, kota pangkal perjuangan. Di tahun 1945 dengan sejarah rengasdengkloknya, dengan sejarah perjuangannya yang diabadikan dalam sajak chairil Anwar, “Antara Karawang – Bekasi”. Kali ini letupan perjuangan pun kembali muncul, bukan perjuangan melawan penjajah, bukan perjuangan melawan bangsa asing, tetapi perjuangan melawan bangsa sendiri, perjuangan melawan ketidakadilan, perjuangan mempertahankan tanah milik sendiri.
Seluas 350 ha lahan di Karawang menjadi penyebab meletusnya konflik agraria antara masyarakat dengan PT. SAMP hingga hari ini. Berawal pada tahun 1974 ketika lahan milik masyarakat disewakan kepada PT. DASA BAGJA melalui kepala desa yang menjadi perwakilannya. Menurut data yang kami dapatkan dari SEPETAK (Serikat Petani Karawang) pada tahun 1986 secara diam diam PT. DASA BAGJA yang tidak memiliki hak milik mengoveralihkan lahan tersebut kepada PT. MAKMUR JAYA UTAMA. Kemudian, di tahun 1990 lahan ini kembali dipindah tangan kepada PT. SUMBER AIR MAS PRATAMA (SAMP). Masyarakat tidak dilibatkan dalam panjangnya perpindahan tangan hak atas lahan ini.
Lebih dari 50 tahun, masyarakat telah menggarap lahan ini. Masyarakat pernah menanyakan Girik Tanah mereka di tahun 1977, namun keterangan yg diberikan oleh kepala desa setempat bahwa Girik tanah akan diurus. Selama menunggu Girik tanah, rakyat dipersilahkan untuk tetap menggarap tanah masing-masing. Rakyat pun tetap membayar pajak pada negara selayaknya kewajiban seorang pemilik tanah. Sayangnya, sampai hari ini Girik tidak pernah ada.Saat ini, PT. SAMP yang sudah diakuisisi oleh PT. Agung Podomoro Land telah memenangkan sengketa atas lahan tersebut dalam peradilan.

Senin, 23 Juni 2014, aparat brimob menurunkan pasukannya hampir 7000 orang untuk melakukan ekskusi lahan. Keesokan harinya, masa aksi solidaritas dari petani korban, buruh, LSM dan ormas menyatakan diri untuk menolak atas eksekusi tersebut. Kurang dari 2 jam, brimob mampu mematahkan barisan untuk mundur. Di lahan ekskusi, tepatnya di kampung Kiarajaya dan jalan konsorium warga sudah membuat blockade untuk menghadang pasukan brimob masuk ke lahan ekskusi. Blokade dengan mudah dipukul mundur oleh aparat. Masyarakat diperingatkan untuk membubarkan barisan, namun tetap duduk bertahan di lahan ekskusi. Sekitar 3 menit setelah hitungan peringatan aparat, mobil water canon menyerang masyarakat yang bertahan duduk di lahan tersebut, dilanjutkan oleh pasukan hura – hara yang menginjak – injak masyarakat yang tetap bersikukuh duduk dilahan itu. Pasca penyerangan dengan menggunakan water canon masyarakat pun dipukul mundur dan kembali dikejar dengan majunya pasukan kepolisian.

Tidak adanya keadlian yang didapatkan oleh masyarakat di peradilan ditambah perlakuan semena – mena aparat dalam mengekskusi lahan. Pelanggaran HAM kepada petani kembali terjadi. Ketika petani ingin mengolah lahan dan menjadi penopang ketahanan pangan nasional, haknya akan tanah direbut dengan keras. Peran pemerintah tidak lagi terasa di masyarakat, tanah lagi lagi diperuntukan bagi korporasi.
Ibarat sebuah film yang sering diputar tayang, dan kali ini adalah putar tayang yang kesekian kalinya, berita tentang konflik agraria terus berulang. Hingga kami bosan, karena tak juga ada penyelesaian atas ribuan konflik yang terjadi. Namun masih ada pengikut seluruh cerita ini dengan terus menanti ujung kisah dengan kabar bahagia. Karena kami yang akan merubah kisah tersebut, menjadi kisah yang berakhir bahagia, akhir yang membumikan kedaulatan petani, bakti kami mahasiswa pertanian Indonesia untuk bumi pertiwi dan kemerdekaan sejati.
Melihat kondisi ini, kami menuntut perhatian pemerintah kepada kesejahteraan petani. Aparat negara seharusnya menjamin keamanan dan menjadi pelindung masyarakat, bukan menjadi sosok yang terus mengkriminalisasi petani. Lahan untuk rakyat harus menjadi prioritas utama, bukan lagi kapitalisasi lahan yang terjadi. Petani harus berdaulat untuk bisa mengolah lahannya sendiri dengan tenang.
Berikut tuntutan kami Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia :
1. STOP Kriminalisasi Petani
2.  Bumikan Kedaulatan Petani
3. Usut Tuntas Kasus-kasus Agraria yang Terjadi di Seluruh Indonesia, Terutama Konflik Agraria Karawang
4. Entaskan Mafia Tanah dari Bumi Tanah Air Pertiwi
5.  Kembalikan Tanah untuk Petani, bukan untuk Korporasi
6. Menuntut Janji Presiden atas Penegakkan Reforma Agraria
7. Copot Kapolda Jabar dan Kapolres Karawang atas pelanggaran HAM terhadap Petani Karawang




Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) yang terdiri dari Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI), Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (POPMASEPI) dan Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (FKK HIMAGRI).

Rabu, 05 Februari 2014

MUSYAWARAH KERJA NASIONAL POPMASEPI XII


SEMINAR NASIONAL DAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL PERHIMPUNAN ORGANISASI PROFESI MAHASISWA SOSIAL EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (POPMASEPI) XII “

TEMA KEGIATAN
“REVITALISASI KARAKTER POPMASEPI”
Sub Tema : “Peningkatan Sumber Daya Lokal Untuk Kemandirian Pangan Dalam Menghadapai ASEAN FREE TRADE 2015”

Tempat Pelaksanaan   :  Universitas Bengkulu dan di sekitar kota Bengkulu  
Tanggal                        : 26 Februari - 1 Maret 2014

Proposal kegiatan bisa di unduh di : Proposal
Surat Undangan Delegasi bisa diunduh di : Undangan