Indonesia adalah negara agraris yang notabennya harus bisa mewujudkan ketahanan pangan. Akan tetapi, negara Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi dalam impor bahan makanan. Salah satunya adalah ketergantungan dalam impor gandum. Pada kenyataannya, gandum tidak cocok tumbuh di daerah Indonesia yang beriklim tropis. Tetapi mengetahui hal ini masyarakat Indonesia tetap mengkonsumsi tepung terigu yang dibuat dari gandum.
Indonesia
memiliki tingkat konsumsi tepung terigu yang tinggi. Hal ini dapat terlihat
dari banyaknya produk pangan berbasis terigu beredar di pasaran. Salah satu
produk pangan berbasis terigu yang banyak digemari konsumen adalah mie.
Tingginya konsumsi mie berarti pula meningkatnya kebutuhan tepung terigu
sebagai bahan baku pembuatan mie. Padahal, untuk mencukupi kebutuhan tepung
terigu bangsa Indonesia masih harus impor dari luar negeri.
Dengan
kondisi pemenuhan kebutuhan pangan nasional yang masih bergantung pada impor gandum maka dapat dikatakan bahwa
ketahanan pangan Indonesia masih lemah. Hal ini merupakan fakta yang ironis
karena di satu sisi Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor
pertanian sebagai tumpuan bagi sebagian besar penduduknya. Namun, di sisi lain
negara kita juga merupakan negara pengimpor pangan dalam jumlah yang cukup
besar.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu kegiatan untuk
mengurangi impor gandum di Indonesia. Dalam memperingati hari pangan sedunia
yang jatuh pada tanggal 16 Oktober, POPMASEPI menghimbau untuk seluruh Institusi anggota untuk serentak mengadakan kegiatan Pangan Non Gandum dengan kerangkan acuan dapat di download disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar